[Resensi] The Graveyard Book

Judul : The Graveyard Book
Pengarang : Neil Gaiman
Penerbit : Harper-Collins
Tahun : 2008
Genre : Fantasy
Tebal : 313
 
Sinopsis
 
Nobody Owens adalah anak biasa, seandainya dia tidak tinggal di kompleks pemakaman, dibesarkan oleh mereka yang mati, dengan wali yang tidak berasal dari dunia hidup maupun mati. Banyak petualangan dan penemuan di pemakaman itu, dan kalau Bod pergi ke dunia luar, dia terancam bahaya dari pria yang telah membunuh seluruh keluarganya, membuat Bod harus tinggal di pemakaman.

Ulasan
 
Melalui ulasan sebelumnya saya  memberikan elaborasi mengenai cerita anak-anak, bagaimana genre yang satu ini merupakan salah satu jenis cerita yang paling sulit untuk ditulis. Banya penulis yang menganggap bahwa pikiran anak-anak terlalu sederhana untuk mengerti hal yang sulit namun imajinatif. Tapi kesalahan dalam menulis cerita anak-anak tidak hanya pada itu saja, melainkan bagaimana banyak penulis yang menganggap bahwa anak-anak tidak senantiasa patut dipertunjukkan sisi gelap dari kehidupan, seperti perpisahan, kehilangan, kematian, atau bahkan sekedar kegagalan tidak akan ditunjukkan secara gamblang.
Cerita Neil Gaiman untungnya tidak sama sekali jatuh kedalam dua jebakan itu. Melalui The Graveyard Book, Gaiman bisa membawakan cerita yang imajinatifdan menarik. Dia membawakan suatu premis yang mungkin cukup menakutkan dengan menggunakan kuburan, namun dalam eksekusinya, Gaiman bisa menyihir kuburan menjadi tempat yang begitu menakjubkan, sebagaimana Rudyard Kipling melakukannya dalam The Jungle Book.
Namun setelah dipikirkan kembali, cerita Neil Gaiman ini tidak seimajinatif dari setting dan premis yang sudah diletakkan. Tentu saja kuburan, ketika terlepas dari kengerian mahluk-mahluk mati bisa mengungkap hal-hal aneh yang seharusnya bisa membuat kita takjub. Neil Gaiman memberikan banyak karakter yang berasal dari waktu yang berbeda satu sama lain, tapi tidak terlalu tampak perbedaan yang gambling disitu. Tidak ada tingkah laku karakter yang menunjukkan ciri khas dari masa asli ketika mereka masih hidup. Sentuhan-sentuhan kecil ini ada, tapi itu sedikit dan sangat kurang.
Ide yang dimiliki Neil Gaiman sebenarnya cukup baik, dan ide-ide itu tidak menghentikannya untuk menulis cerita yang “gelap”. Dia memberikan keleluasaan dalam menulis ide-idenya untuk bisa menjadi satu tema besar yang membentang di keseluruhan cerita. Pembaca anal-anak akan dapat menangkap ide dan tema yang dituliskan oleh Gaiman secara episodik, namun pembaca dewasa yang jeli akan dapat menangkap hal tersebut secara lebih luas, sehingga ide Neil Gaiman tersebut akan lebih memiliki nilai bagi orang dewasa.
Memang Neil Gaiman dalam ide-idenya terkenal gelap, namun ini tidak berarti dia sebagai penulis tidak bisa memiliki ide yang lebih “putih” dalam ceritanya. Bahkan Neil Gaiman bisa membawakan ide tersebut secara selaras dan seimbang bersamaan dengan ide utamanya walaupun ide “putih” terebut memiliki posisi yang lebih “minor”. Hal ini menjadikan The Graveyard Book sebuah buku anak-anak yang bisa dibaca oleh orang dewasa tanpa membuat mereka menipu diri sendiri, dan membuat anak-anak yang membaca tidak sepenuhnya ditipu atau dikelabui oleh cerita itu sendiri.
Dari segi prosa dan penulisan, Neil Gaiman tidak dapat dikatakan istimewa. Prosanya sederhana, mudah dimengerti namun tidak terdapat keindahan atau sesuatu yang unik didalamnya. Dibandingkan dengan Alice’s Adventure in Wonderland, prosa Neil Gaiman sangat terasa kesederhanaannya walaupun keduanya adalah cerita yang ditulis sebagai cerita anak. Walau demikian, prosa dan penulisan dalam The Graveyard Book tidak sampai taraf yang membosankan atau terlalu dangkal.
Kekurangan terbesar dalam buku Neil Gaiman ini sesungguhnya bukan prosa atau penulisan yang terlihat sederhana ketika dibandingkan dengan Alice’s Adventure in Wonderland, melainkan penulisan atas ide-ide didalam buku itu sendiri.  The Graveyard Book memiliki sebuah tema besar yaitu mengenai pencarian identitas. Kita akan dapat melihat bagaimana ide atas “pencarian identitas” ini diwujudkan oleh Gaiman dalam bukunya dalam berbagai peristiwa dan plot yang berbeda-beda. ini tentu saja akan memperkuat tema yang dibawakan karena kita bisa melihat secara penuh tas tema tersebut. Akan tetapi Neil Gaiman terasa sangat kurang membuat ide-ide tersebut terasa penting atau dengan kata lain terlalu ringan. Dia tidak memberikan suatu gambaran akan pentingnya ide-ide tersebut dalam ceritanya. Beberapa bahkan muncul tiba-tiba di bagian cerita tersebut dan langsung memiliki signifikansi yang cukup besar pada plot, walaupun ide tersebut sebelumnya tidak pernah disebutkan sama sekali pada bagian cerita-cerita lain sebelumnya. Kekurangan penulisan Neil Gaiman ini membuat ide-ide dalam tema besar keseluruhan terasa tidak penting atau terlalu ringan, sehingga kesan akhir yang akan didapatkan tidak akan sekuat daripada yang seharusnya. Ini akan sangat terasa terutama oleh pembaca dewasa yang jeli.
The Graveyard Book memang sebuah buku cerita anak-anak yang berkualitas. Dia tidak mendangkalkan dirinya dan tetap bisa memiliki ide-ide yang akan dapat menghibur orang dewasa maupun anak-anak. Namun Neil Gaiman sendiri tidak mampu membuat ide-ide tersebut mencapai potensial yang seharusnya dapat dipenuhi, sehingga pada akhirnya The Graveyard Book menjadi sebuah cerita anak-anak yang tidak begitu istimewa.

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: