Judul : Pertengkaran Dan Kisah-Kisah Lain
Pengarang : Nikolai Gogol
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2005
Genre : Classic, Literature
Tebal : 166
Sinopsis
Nikolai Gogol, seorang sastrawan, novelis, satiris, dan dramatis Rusia yang mashyur menulis beberapa cerita pendek dalam hidupnya. Cerpen yang ditulisnya, Pertengkaran atau Bagaimana Dua Ivan Bertengkar dikenal sebagai salah satu dari cerita terbaik yang dia tulis. Dikemas bersama dua kasih lainnya, buku ini mempersembahkan sedikit dari banyak karya Nikolai Gogol yang mashyur.
Ulasan
Sastra Rusia dapat dikatakan memiliki lebih banyak penulis cerpen dibandingkan dengan negara yang lain yang biasanya didominasi oleh novelis. Cerpen mungkin sering dipandang lebih inferior dibandingkan dengan novel atau puisi karena panjangnya yang dapat ditawarkan. Namun ada hal yang perlu diingat bahwa cerpen merupakan satu tantangan tersendiri dalam dunia sastra karena sastrawan harus mampu memberikan penulisan terbaiknya hanya dengan beberapa belas halaman saja. Tentu hal itu sebenarnya sulit, dan beberapa novelis bisa menemukan kesulitan untuk bisa menulis cerpen dengan kualitas yang sama dengan novelnya.
Dalam kesastraan Rusia, kita bisa mengingat bagaimana dia dikenal telah menciptakan cerita-cerita yang menarik bukan melalui plot atau idenya, melainkan karena karakter-karakter dan penulisannya. Karena saya dalam posisi yang tidak memungkinkan untuk menilai penulisan dalam bahasa asli, maka fokus akan diberikan pada karakter.
Menulis karakter yang bisa diingat atau menarik itu cukup sulit, bahkan sebuah novel yang panjang sekalipun tidak akan menjamin pembacanya untuk bisa mengingat karakternya. Tapi disini, dalam sastra Rusia, khususnya Gogol, melalui cerpen dia mampu memberikan kita karakter yang aneh, nyeleneh, namun terasa normal dan mudah diingat. Hal ini menunjukkan kualitas tersendiri dalam sastrawan Rusia yang bisa membuat mereka disandingkan dengan sastrawan dari negara lain, terutama yang mereka yang merupakan seorang novelis.
Keutamaan karakter dalam cerpen Nikolai Gogol menjadikan cerita yang ditulisnya tidak memiliki plot yang jelas atau akan sulit dijelaskan hanya dalam beberapa kalimat, sebagaimana cerita lainnya yang berupa character driven. Hal itu merubah pandangan saya bahwa cerpen yang harus disuguhkan dengan konflik nonstop karena panjangnya cerita akan tidak memungkinkan bagi seorang penulis untuk dapat membawakan cerita yang berupa character driven. Dengan pembawaannya terhadap karakter melalui kebiasaan, ciri fisik, hingga keseharian, cerpen yang ditulis oleh Gogol membuktikan bahwa cerpen pun, dengan penulisan yang mumpuni, mampu menjadi cerita character driven yang menarik dan menawan.
Akan tetapi perlu saya beritahu bahwa sebenarnya cerita utama dari kumcer ini memiliki panjang sebuah novella, bukan cerpen. Dua cerita sisa yang sebenarnya berupa cerpen. Walaupun demikian, pandangan saya akan cerpen sebelumnya tetap tidak berubah atau terpengaruh karena pada dasarnya Nikolai Gogol memberikan cerita dengan konflik antar karakter yang begitu unik dibandingkan cerita lain dengan panjang yang sama. Ini lagipula justru diperkuat oleh dua cerpen yang ada karena cerita utama tersebut memang memiliki kekuatan yang sama namun dengan kualitas berkali lipat berkat panjang halaman lebih yang ada.
Tema secara keseluruhan, Nikolai Gogol dalam kumcer ini memiliki ide atau mencoba membawakan cerita hubungan antar karakter dan hal-hal remeh yang menyelimuti mereka. Hal remeh tersebut menjadi fokus dalam setiap cerita yang disajikan. Dalam kehidupan kita bisa tidak menyadari bahwa konflik, keretakan, akhir hubungan, hingga akhir hidup seseorang bisa disebabkan oleh hal yang sebelum anggap remeh, karena kita tidak melihat langsung akibat dari yang ditimbulkan. Nikolai Gogol sungguh telah mampu membawakan ide tersebut dengan sangat baik dalam ketiga cerita tersebut.
Hal yang patut disayangkan saya adalah bagaimana versi cerita yang saya baca merupakan terjemahan dari terjemahan. Kurang lebih cerita ini diterjemahkan dari versi bahasa inggris, bukan bahasa rusia. Banyak kecanggungan kalimat yang saya temui selama proses pembacaan. Tidak hanya itu, saya bisa membayangkan kualitas penulisan dan prosa akan berkurang. Tidak hanya itu, kita perlu mengingat bahwa bahasa inggris dan bahasa indonesia memiliki lingua yang berbeda. Bisa jadi ketika diterjemahkan langsung dari bahasa rusia, padanan kata yang lebih sesuai dapat ditemukan dalam bahasa indonesia yang tidak bisa dilakukan oleh bahasa inggris. Tentu saya tetap menghargai penerjemah yang dengan susah payah telah melakukan pekerjaannya dengan cukup baik. Ini disayangkan dapat terjadi karena kurang insentif dalam pembelajaran sastra rusia yang sepertinya masih dipandang sebelah mata.
Nikolai Gogol memang pantas dimasukkan kedalam jajaran sastrawan klasik di dunia. Melalui kumcer ini, dia bisa menunjukkan ciri khas yang biasa dimiliki oleh sastra rusia dengan sangat baik. Untuk melewatkan Nikolai Gogol merupakan suatu bentuk kesia-siaan dalam dunia sastra.